- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
Kata IBU, aku
dulu anak yang selalu optimis, selalu gembira, selalu semangat, selalu yakin
bahwa apa yang aku cita-citakan kelak akan jadi kenyataan. Walaupun aku dulu sering
sakit-sakit an. Iya, mungkin semua itu benar. Aku selalu bilang dengan
cerewetnya pada Ayah Ibu, “Ayah, Ibu. Aku nanti kalo udah gedhe pengen jadi
seperti kakung, jadi Polisi.” dengan cengengesan dan berlagak seperti Polisi
beneran. Kata Ibu, aku anaknya pendiam, pendiam banget. Terkadang sampai keluar
rumah saja tidak mau. Tapi di balik sikap pendiam dan malu-malu ku itu, aku selalu
ingin menjadi yang terbaik di antara teman-teman sepermainan. Tapi faktanya aku
terlalu lemah untuk berangan-angan agar bisa menjadi yang terbaik di antara
teman-teman. Kata Ibu juga, aku anak yang malas. Kata Ibu yang satu ini memang
benar adanya. Aku terlalu malas untuk bangun di pagi hari, menyapu, cuci sepatu
sendiri di hari minggu. Aku lebih suka menghabiskan waktu untuk berolahraga dan
berimajinasi tentang apa yang akan aku cita-citakan nanti, tentang apa yang akan
kuperoleh jika aku melakukan sesuatu. Terlalu sering aku melewati hari-hariku bersama
Uti dan Kakung. Uti dan Kakung lah yang mengajari aku semuanya. Hari demi hari
aku lewati, begitu banyak kenangan yang sampai sekarang tidak akan terlupakan.
Mulai dari aku jatuh sakit dulu, sampai koma dan rasanya aku dulu berada di
tempat paling indah, itu Surga mungkin. Tapi aku bertanya-tanya tentang tempat
itu. Mengapa aku berada di tempat indah seperti ini sendirian? Dan tiba-tiba
saja aku terbangun dari koma ku karena ada suara yang memanggil-manggil namaku.
“Piyan, yan, piyan.. yan...” suara-suara itu disertai dengan tangisan. Ketika
aku mulai buka mata ini, aku melihat sekelilingku, semua orang menangis entah
apa yang mereka tangisi aku juga tidak tahu karena aku belum sadar sepenuhnya.
Beberapa saat kemudian, entah mengapa mata ini tertutup dengan sendirinya. Dan
setelah berhasil sadar dari koma itu, aku dirawat sampai sembuh dan kembali
beraktifitas seperti biasanya. Ah, maaf jika cerita ku OOT (Out Of Topic).
Dan kini aku
mulai menginjak masa remaja, dimana kata Ibu masa remaja ini masa-masa yang
paling menyenangkan. Mulai kita bisa merasa menyukai lawan jenis, galau dan
masih banyak lagi. Dan aku tidak sengaja curhat sama Ibu akhir-akhir ini. Mulai
dari curhat tentang cita-cita ku dari kecil, Polisi, tentang kuliah ku, tentang
pacar. Ah, nyaman rasanya kalau cerita sama Ibu itu. Ketika aku curhat tentang
masa depanku, ibu tiba-tiba melontarkan kata-kata ini pada ku. “Tidak ada
perempuan yang ingin mengulang hubungan yang baru dengan laki-laki yang baru
lagi, belajar merasa nyaman lagi, memberikan pikiran dan jiwanya kepada lelaki
baru lagi. Menceritakan rahasia, pemikiran dan emosi pada laki-laki baru. Bertemu
dengan orang tua dan berharap bisa diterima seperti hubungan sebelumnya.
Melawan isu dan percaya kepada laki-laki lagi. Memberikan hati dan belajar
mencintai sepenuh hati lagi. Itu mengapa perempuan bertahan dengan laki-laki
yang bersama mereka sekarang, tidak peduli seberapa buruk itu. Karena laki-laki
yang bersama dia sekarang, telah melewati semua bersamanya. Jika perempuan itu
sudah pernah bilang, aku sudah pernah ngerasain apa itu cinta pertama. Jangan pernah
kamu menginginkan untuk dicintai sepenuhnya oleh perempuan itu. Kalau kamu
ngerasa ada yang kurang dari perempuan itu, maklumi saja karena perempuan itu
sudah pernah dilukai sama cinta pertamanya. Kalaupun memang perempuan itu cinta
pertamamu, jaga dia terus. Apapun yang terjadi. Jangan pernah merasa lelah
sekalipun perempuan itu kadang menyebalkan, terlalu egois. Kalau soal cita-cita
sama kuliah kamu itu, aku serahkan semuanya pada kamu. Ibu dan Ayah hanya bisa
memfasilitasi dalam mencapai cita-cita mu tersebut. Sekolah lah yang rajin,
jangan malas seperti waktu kamu kecil dulu. Kamu sudah punya pacar lo, masak
masih males-malesan.” Sambil tertawa kecil Ibu pun mengakhiri obrolan ku sama
Ibu malam itu. Tiba-tiba gadget ku berbunyi "Kring..kring.."ternyata itu dari pacarku yang daritadi misscall-misscall terus. "Sudah malam, lha itu lo pacarmu udah nyariin kamu terus. Bobok, jangan lupa doa." kata Ibu.
Komentar
Posting Komentar