Budidaya Padi: Panduan Praktis

Mungkin Benar Kata IBU

            Kata IBU, aku dulu anak yang selalu optimis, selalu gembira, selalu semangat, selalu yakin bahwa apa yang aku cita-citakan kelak akan jadi kenyataan. Walaupun aku dulu sering sakit-sakit an. Iya, mungkin semua itu benar. Aku selalu bilang dengan cerewetnya pada Ayah Ibu, “Ayah, Ibu. Aku nanti kalo udah gedhe pengen jadi seperti kakung, jadi Polisi.” dengan cengengesan dan berlagak seperti Polisi beneran. Kata Ibu, aku anaknya pendiam, pendiam banget. Terkadang sampai keluar rumah saja tidak mau. Tapi di balik sikap pendiam dan malu-malu ku itu, aku selalu ingin menjadi yang terbaik di antara teman-teman sepermainan. Tapi faktanya aku terlalu lemah untuk berangan-angan agar bisa menjadi yang terbaik di antara teman-teman. Kata Ibu juga, aku anak yang malas. Kata Ibu yang satu ini memang benar adanya. Aku terlalu malas untuk bangun di pagi hari, menyapu, cuci sepatu sendiri di hari minggu. Aku lebih suka menghabiskan waktu untuk berolahraga dan berimajinasi tentang apa yang akan aku cita-citakan nanti, tentang apa yang akan kuperoleh jika aku melakukan sesuatu. Terlalu sering aku melewati hari-hariku bersama Uti dan Kakung. Uti dan Kakung lah yang mengajari aku semuanya. Hari demi hari aku lewati, begitu banyak kenangan yang sampai sekarang tidak akan terlupakan. Mulai dari aku jatuh sakit dulu, sampai koma dan rasanya aku dulu berada di tempat paling indah, itu Surga mungkin. Tapi aku bertanya-tanya tentang tempat itu. Mengapa aku berada di tempat indah seperti ini sendirian? Dan tiba-tiba saja aku terbangun dari koma ku karena ada suara yang memanggil-manggil namaku. “Piyan, yan, piyan.. yan...” suara-suara itu disertai dengan tangisan. Ketika aku mulai buka mata ini, aku melihat sekelilingku, semua orang menangis entah apa yang mereka tangisi aku juga tidak tahu karena aku belum sadar sepenuhnya. Beberapa saat kemudian, entah mengapa mata ini tertutup dengan sendirinya. Dan setelah berhasil sadar dari koma itu, aku dirawat sampai sembuh dan kembali beraktifitas seperti biasanya. Ah, maaf jika cerita ku OOT (Out Of Topic).

Dan kini aku mulai menginjak masa remaja, dimana kata Ibu masa remaja ini masa-masa yang paling menyenangkan. Mulai kita bisa merasa menyukai lawan jenis, galau dan masih banyak lagi. Dan aku tidak sengaja curhat sama Ibu akhir-akhir ini. Mulai dari curhat tentang cita-cita ku dari kecil, Polisi, tentang kuliah ku, tentang pacar. Ah, nyaman rasanya kalau cerita sama Ibu itu. Ketika aku curhat tentang masa depanku, ibu tiba-tiba melontarkan kata-kata ini pada ku. “Tidak ada perempuan yang ingin mengulang hubungan yang baru dengan laki-laki yang baru lagi, belajar merasa nyaman lagi, memberikan pikiran dan jiwanya kepada lelaki baru lagi. Menceritakan rahasia, pemikiran dan emosi pada laki-laki baru. Bertemu dengan orang tua dan berharap bisa diterima seperti hubungan sebelumnya. Melawan isu dan percaya kepada laki-laki lagi. Memberikan hati dan belajar mencintai sepenuh hati lagi. Itu mengapa perempuan bertahan dengan laki-laki yang bersama mereka sekarang, tidak peduli seberapa buruk itu. Karena laki-laki yang bersama dia sekarang, telah melewati semua bersamanya. Jika perempuan itu sudah pernah bilang, aku sudah pernah ngerasain apa itu cinta pertama. Jangan pernah kamu menginginkan untuk dicintai sepenuhnya oleh perempuan itu. Kalau kamu ngerasa ada yang kurang dari perempuan itu, maklumi saja karena perempuan itu sudah pernah dilukai sama cinta pertamanya. Kalaupun memang perempuan itu cinta pertamamu, jaga dia terus. Apapun yang terjadi. Jangan pernah merasa lelah sekalipun perempuan itu kadang menyebalkan, terlalu egois. Kalau soal cita-cita sama kuliah kamu itu, aku serahkan semuanya pada kamu. Ibu dan Ayah hanya bisa memfasilitasi dalam mencapai cita-cita mu tersebut. Sekolah lah yang rajin, jangan malas seperti waktu kamu kecil dulu. Kamu sudah punya pacar lo, masak masih males-malesan.” Sambil tertawa kecil Ibu pun mengakhiri obrolan ku sama Ibu malam itu. Tiba-tiba gadget ku berbunyi "Kring..kring.."ternyata itu dari pacarku yang daritadi misscall-misscall terus. "Sudah malam, lha itu lo pacarmu udah nyariin kamu terus. Bobok, jangan lupa doa." kata Ibu.

Komentar