Budidaya Padi: Panduan Praktis

Topeng Bernama Alasan

Foto: weheartit.com

Manusia itu suka mencari-cari. Mencari uang, mencari ilmu, mencari pacar, sampai mencari kepastian. Yang pasti semuanya berakar dari mencari kebahagiaan, dan rasa aman. Makanya nggak heran juga orang mencari-cari suatu hal yang mereka gunakan sebagai topeng yang memberikan mereka rasa aman (walau semu), yaitu alasan.


Misalnya orang yang sedang jatuh cinta. Ketika ditanya oleh orang yang dia suka, “Kenapa sih kamu suka sama aku?” Banyak yang mencoba menjawab dengan berbagai alasan, karena dia menenangkan, karena dia cantik, karena dia baik, karena dia selalu ada. Ada juga beberapa di antara mereka yang menjawab cukup dengan, “Jatuh cinta itu nggak perlu beralasan.”

Satu hal yang aku percaya dari hal di atas adalah kedua-duanya itu cuma kedok. Ya, dalam wujud alasan.
Bahkan cinta yang tanpa alasan pun sebenarnya sudah merupakan suatu alasan.
Sederhananya, orang yang benar-benar sedang jatuh cinta, nggak akan tahu benar apa yang menyebabkan dia jatuh cinta. Dia cuma merasakan kupu-kupu beterbangan di perutnya. Bahkan dalam beberapa kasus aku ketika jatuh cinta, aku malah merasakan pterodactyl beterbangan di perut aku. Dan aku pun menjadikan itu alasan kenapa sekarang perut aku membuncit.

Mereka memang nggak tahu benar apa alasannya. Oleh karena itu, mereka mengada-adakan alasan cuma biar semuanya terdengar baik-baik saja, semuanya terdengar romantis. Padahal jauh di dalam benaknya, mereka bertanya-tanya, “Kapan tepatnya cinta ini datang?” Jawabannya: nggak tahu. Jadi pertanyaan itu memang bukan untuk dijawab.
Karena cinta bukan pertanyaan dan nggak harus dipertanyakan.
Cukup berikan waktu dan kesempatan, biarkan waktu membuktikan dengan segala tindakan.
Sama halnya dengan cinta yang datang tanpa diketahui, begitu juga dengan cinta yang nggak berbalas. Mereka yang cintanya nggak mendapatkan balasan nggak tahu benar gimana mereka nggak mendapatkan balasan atas cintanya. Apakah orang yang disuka itu sempat suka juga lalu ilfeel, apakah orang yang disuka itu sempat suka tapi lalu menemukan yang lebih dia sukai di sokok orang lain, atau apakah orang itu nggak pernah suka sama sekali? Kamu nggak tau jawabannya. Kamu cuma mencari-cari. Kamu kepo, stalking, kemudian menebak-nebak apa sebenarnya alasan dia.
Sama seperti kamu menebak-nebak, kamu juga akhirnya mencari-cari. Mencari-cari alasan apa yang tepat ketika ada orang yang nanya ke kamu, “Kamu gimana sama dia? Udah jadian?” atau, “Kalian deket banget, jadian yaaa?”

Biasanya kalimat-kalimat di atas dijawab dengan getir, “Nggak. Kita cuma temen tau,” seraya melayangkan senyum palsu.

‘Bukan siapa-siapanya dia’ seringkali jadi momok menakutkan bagi mereka yang lagi jatuh cinta untuk mengartikan kode-kode yang ditangkap. Karena terlalu takut itu, akhirnya mereka pun terus memendam, dan beneran jadi bukan siapa-siapanya dia.

Biasanya juga, orang yang terlalu jatuh cinta tapi terlalu takut untuk mengungkapkan karena terlalu takut merusak kedeketan, akan punya topeng dalam wujud beribu alasan untuk membenarkan tindakan.

Mau sampai alasan keberapa kamu seperti ini? Membiarkan rasa yang muncul itu diam dalam kebinasaan.
Karena cinta kamu semu jika tidak dinyatakan.

Komentar