- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
Pernahkah kamu melewatinya?
Banyak di antara kamu pasti pernah melewatinya. Punya banyak hal untuk diceritakan, dibanggakan. Bersyukur karena telah melewati badai terbesar yang pernah kamu temui. Merumuskan cara yang mungkin kebetulan kamu temui saat melewati badai besar tadi, dan membuat daftar apa saja yang perlu disiapkan saat menemui badai sedahsyat itu.
Semua yang besar, akan jelas terlihat, akan cukup waktu untuk menyadarinya dan kemudian bersiap menghadapinya. Namun bagaimana kisahnya jika badai itu kecil? Bahkan lebih kecil dari badai, mungkin juga lebih kecil dari kerikil pantai.
Akan tetapi, jika bentuknya kecil, anggap saja lebih kecil dari
kerikil, kadang kamu tak pernah menyadarinya. Kamu tak punya persiapan.
Kamu tak punya ancang-ancang. Bahkan cenderung meremehkan, menghadapinya
begitu saja. Hasilnya apa? Kaki yang berdarah. Rasa sakit yang
menyelinap ke dalam, perlahan.
Sesuatu yang kecil bisa menyelinap dan menghancurkan dari dalam. Dan
yang paling menakutkan adalah, semuanya terjadi tanpa sempat kamu
sadari.
Ironis rasanya mengetahui bagaimana seorang manusia bisa dengan
percaya diri dan mudahnya melewati sebuah badai yang besar. Namun dalam
waktu yang sama mengetahui ada beberapa pasang manusia yang bisa hancur
hanya karena kerikil kecil.
Sepasang manusia yang akhirnya rela saling melepaskan genggaman
tangan hanya karena ancaman kerikil kecil, padahal sebelumnya pernah
melewati puluhan badai yang luar biasa besarnya berdua. Logikanya,
sepasang manusia yang berhasil melewati badai berdua atas nama cinta
pasti lebih bisa melewati kerikil kecil. Namun sekali lagi, cinta
seringkali tak sejalan dengan logika.
Badai yang besar harusnya malu kepada kerikil kecil. Dan sepasang
manusia yang kehilangan cinta hanya karena kerikil kecil, akan tertutup
mukanya oleh pasir yang terbawa angin badai.
Aku tak ingin malu di depan badai dan kerikil, beserta pasir yang senantiasa menyertai mereka.
Sebuah cinta, semestinya lebih digdaya dari badai dan kerikil yang melanda.
Komentar
Posting Komentar