- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
Sesuatu yang diakhiri, harusnya ya sudah diakhiri saja. Kalau masih
ada embel-embelnya, berarti memang masih ada sesuatu. Entah itu masih
ada permintaan maaf, masih ada alasan, atau masih ada permintaan lain
yang pastinya, semuanya nggak masuk diakal dan terkesan diada-ada.
Mungkin diada-ada karena perasaan yang masih ada.
Misalnya pada saat putus. Biasanya, putus yang benar-benar tuntas,
akan berhenti di kata putus, diterima keputusannya, sepakat, sudah.
Kalau masih ada kalimat-kalimat yang menyusul, kemungkinan besar
ada sesuatu yang lain selain dari sekadar menyudahi hubungan.
Saking seringnya kata-kata itu dipakai, akhirnya membuat kita semua
jenuh, jengah, dan merasa itu semua basi. Inilah kata-kata basi itu…
Kalau yang ini sih semuanya pasti udah tau ya. These words are full of sh*t.
2. Kamu Pasti Dapet yang Lebih Baik dari Aku
Kalimat seperti cuma pantas dibalas dengan satu kalimat, “Yeah, of course I will!”
Itu bagi orang normal. Namun pada kenyataannya, tetap saja banyak
yang berhasil dibuat lemah dengan kalimat itu, dan akhirnya membuat
urusan semakin panjang dengan mengucapakan, “Emang banyak yang lebih
baik dari kamu, tapi aku maunya cuma kamu.”
Urusan semakin panjang karena si dia memang udah nggak mau sama kamu.
Alhasil, kamu ditinggal move on duluan. Dan hingga kini, kamu masih di
situ-situ aja, menanti dia yang nggak baik-baik amat itu.
Kalimat inilah yang paling sering digunakan juara sandiwara sedunia. Playing victim, atau bermain sebagai korban adalah hobinya.
Dia membuat seolah-olah dialah yang salah, seolah-olah dia yang jadi
korban, seolah-olah kalian berpisah bukan karena kamu membosankan.
Padahal pada kenyataannya, ada dia yang lain yang lebih menyenangkan.
Kalimat ini (dan jika jawabannya “ya”) hanya berlaku pada malam
ketika putus saja. Besoknya, lusa, seminggu kemudian, setahun, seumur
hidup berikutnya, ketika ketemu malah seperti nggak pernah kenal.
5. Aku Nggak Mau Kamu Makin Sakit Karena Aku
Dia tau, dia sadar selama ini dia menyebabkan kesakitan pada diri
kamu. Dia memutuskan pergi, benar. Tapi dengan berbicara seperti ini,
dia cuma menambah kesakitan sebelum dihadirkannya puncak rasa sakit,
yaitu benar-benar ditinggal pergi.
Seharusnya kalau selama ini dia menyebabkan sakit, berubahlah menjadi yang membawa kebahagiaan.
Dia meyakinkan kamu bahwa ini salahnya, supaya kamu tenang dan mau
melepasnya… sehingga ia pun bisa tenang lepas darimu untuk mengejar yang
lainnya.
7. Nggak Akan Ada Akhir yang Bahagia Untuk Kita
Ini basi. Tapi ini benar, senggaknya bagi mereka yang
pernah menjalani cinta yang sama-sama sudah tau endingnya akan seperti
apa, yang meski mereka perjuangkan setengah mati pun sudah diketahui
akhirnya berpisah juga, yang semakin diperjuangkan akhirnya semakin
menyakitkan.
Begitulah kata-kata basi yang sering dilontarkan ketika putus.
Sebagian mungkin diucapkan dengan jujur, tapi hanya sebagian kecil.
Kecil sekali.
Namun kita berhak tau, apa alasan sebenarnya dan mengapa harus ditutupi?
Sebagian besarnya hanya untuk menutupi dua alasan ini:
“Bosan” dan “Aku menemukan yang lebih baik.”
Komentar
Posting Komentar